Zahra masih selembut sutra sebelum mengetahui Papa cheating dengan guru matematika yang kemudian akan dia panggil Maung peliharaan Papa. Hingga suatu hari, Zahra mendengar sesuatu. Terkait kehamilan Bu Marsya, si guru matematika. "Jadi, Bu Marsya benar-benar hamil?" desis Zahra marah. "Kamu masih di sini?" Adiknya, Kak Anggi, terlihat sangat gugup. "Emang kenapa kalau saya masih di sini?" tantang Zahra. "Saya gak boleh tahu?" Bu Marsya mundur saat melihat Zahra mulai marah. Anak perempuan mana yang bisa tertawa gembira mendengar kehadiran calon adik dari rahim orang lain? Apa yang harus Zahra lakukan sekarang? Rasanya berat menerima kenyataan keluarganya hancur berantakan, tapi apakah Zahra salah jika bermimpi semua masih bisa diperbaiki? Sekalipun telah retak di berbagai sisi? Apakah sebagai anak, Zahra memiliki kemampuan untuk memaafkan dan merekatkan kembali pecahan beling itu? Batin Zahra terus bertanya, dan tak kunjung menemukan jawabannya.
Hinweis: Dieser Artikel kann nur an eine deutsche Lieferadresse ausgeliefert werden.
Hinweis: Dieser Artikel kann nur an eine deutsche Lieferadresse ausgeliefert werden.