Tujuan penelitian untuk mengetahui: dilema perkembangan industri pariwisata Bali, peran strategis wawasan Tri Hita Karana (THK) dalam perkembangan industri pariwisata Bali, menemukan konsep-konsep komunikasi pariwisata Bali untuk melestarikan wawasan Tri Hita Karana berdasarkan pemikiran birokrat dan cendekiawan Bali. Teori yang digunakan adalah komunikasi antarbudaya, komunikasi pariwisata dan konstruksi sosial realitas Berger dan Luckmann. Pendekatan yang digunakan adalah post-positivisme dengan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hal itu berarti terdapat penggunaan triangulation, yaitu penggunaan beberapa metode, sumber data dan teori, untuk mendeskripsikan dan mengonsepsikan serta mengonstruksi komunikasi pariwisata Bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara birokrat dan cendekiawan saling mengakui bahwa Tri Hita Karana merupakan kearifan lokal yang harus dipertahankan kelestariannya. Permasalahan kebebasan budaya asing dan dominasi pembangunan fisik yang tidak berpihak pada aspek deferensiasi Bali dan wawasan Tri Hita Karana merupakan krisis budaya yang dikritisi oleh cendekiawan, namun hanya dianggap perbedaan persepsi menurut birokrat.