Buku ini membahas tentang teori kronologi Al-Qur'an Theodor Noldeke dan Sir William Muir, dua sarjana Barat yang memiliki perhatian terhadap studi Islam dan Al-Qur'an. Teori kronologi Al-Qur'an ini merupakan pandangan dan pemikiran mereka yang berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh para sarjana Muslim. Teori kronologi Al-Qur'an yang digagas oleh Theodor Noldeke terbagi menjadi empat periode pewahyuan (tiga periode Makkah dan satu periode Madinah). Teori ini dianggap memberikan kemudahan bagi ilmuwan Barat dalam mengkaji Al-Qur'an. Sementara itu Sir William Muir mengaransemen kronologi Al-Qur'an ke dalam enam periode yaitu lima periode Makkah dan satu periode Madinah. yang berbeda dan khas pada gagasan Muir ini adalah penentuan waktu dan penanggalan bagi sekelompok surah disebut dengan istilah rhapsody. Kedua teori yang dikemukakan ini tentu mengundang perbedaan pendapat dari banyak kalangan terutama dari para sarjana Muslim. Kajian mengenai ini penulis menggunakan oendekatan deskriptif-komparatif dan pendekatan filosofis.