
Aku Terlalu Menyayangimu Hingga Aku Lupa Dengan Diriku (eBook, ePUB)
Sofort per Download lieferbar
10,72 €
inkl. MwSt.
PAYBACK Punkte
0 °P sammeln!
"Buka handukmu itu, Sayang."Saya tertawa senang mendengar permintaan Rey melalui video call."Ayolah, Sayang,"bujuknya. Saya mengabaikan memilih meletakkan ponsel di tempat yang pas dengan tempatku berdiri sehingga aku bisa melakukan aktifitas lain sementara kami tetap terhubung."Jesy, aku kan sudah melihatnya secara langsung. Jadi, gak usah malu,"bujuknya lagi membuatku jengah."Memangnya kamu iya banget mau lihat?" Saya tersenyum mendekati pintu kamar lalu menguncinya dari dalam takut kalau nanti tiba-tiba Mama masuk."Iya dong, Sayang."Lalu dengan rasa senang aku membuka handuk yang melilit pi...
"Buka handukmu itu, Sayang.
"Saya tertawa senang mendengar permintaan Rey melalui video call.
"Ayolah, Sayang,"bujuknya. Saya mengabaikan memilih meletakkan ponsel di tempat yang pas dengan tempatku berdiri sehingga aku bisa melakukan aktifitas lain sementara kami tetap terhubung.
"Jesy, aku kan sudah melihatnya secara langsung. Jadi, gak usah malu,"bujuknya lagi membuatku jengah.
"Memangnya kamu iya banget mau lihat?" Saya tersenyum mendekati pintu kamar lalu menguncinya dari dalam takut kalau nanti tiba-tiba Mama masuk.
"Iya dong, Sayang."
Lalu dengan rasa senang aku membuka handuk yang melilit pinggang memamerkan dadaku yang berisi dibalut bra sport warna hitam.
Saya mengelus perutku yang rata, kemudian dengan santai merapikan celana dalam.
"Buka dong, Sayang,"pintanya lagi.
"Nggak ah, yang ini gak boleh,"ujarku.
"Ayolah ...."
"Iih, nggak pokoknya."
"Kan aku udah pegang kemaren,"godanya.
"Kan pegang doang." Saya merasakan wajahku memanas.
"Besok-besok aku lihat ya,"bujuknya lagi dan aku marasakan kupu-kupu bertebangan di perutku.
"Iya, iya."
****
Dua tahun berlalu, aku terpaku pada selembar foto yang kini ada di genggaman, di antara jemariku yang gemetar.
Tidak ada lagi yang tersisa kecuali ini, tidak di ponsel apa lagi di hati. Semuanya hilang bersamaan dengan badai kehidupan yang menerjangku tanpa ampun.
"Saya tertawa senang mendengar permintaan Rey melalui video call.
"Ayolah, Sayang,"bujuknya. Saya mengabaikan memilih meletakkan ponsel di tempat yang pas dengan tempatku berdiri sehingga aku bisa melakukan aktifitas lain sementara kami tetap terhubung.
"Jesy, aku kan sudah melihatnya secara langsung. Jadi, gak usah malu,"bujuknya lagi membuatku jengah.
"Memangnya kamu iya banget mau lihat?" Saya tersenyum mendekati pintu kamar lalu menguncinya dari dalam takut kalau nanti tiba-tiba Mama masuk.
"Iya dong, Sayang."
Lalu dengan rasa senang aku membuka handuk yang melilit pinggang memamerkan dadaku yang berisi dibalut bra sport warna hitam.
Saya mengelus perutku yang rata, kemudian dengan santai merapikan celana dalam.
"Buka dong, Sayang,"pintanya lagi.
"Nggak ah, yang ini gak boleh,"ujarku.
"Ayolah ...."
"Iih, nggak pokoknya."
"Kan aku udah pegang kemaren,"godanya.
"Kan pegang doang." Saya merasakan wajahku memanas.
"Besok-besok aku lihat ya,"bujuknya lagi dan aku marasakan kupu-kupu bertebangan di perutku.
"Iya, iya."
****
Dua tahun berlalu, aku terpaku pada selembar foto yang kini ada di genggaman, di antara jemariku yang gemetar.
Tidak ada lagi yang tersisa kecuali ini, tidak di ponsel apa lagi di hati. Semuanya hilang bersamaan dengan badai kehidupan yang menerjangku tanpa ampun.
Eine Lieferung an Minderjährige ist nicht möglich
Dieser Download kann aus rechtlichen Gründen nur mit Rechnungsadresse in A, B, BG, CY, CZ, D, DK, EW, E, FIN, F, GR, H, IRL, I, LT, L, LR, M, NL, PL, P, R, S, SLO, SK ausgeliefert werden.
Entdecke weitere interessante Produkte
Stöbere durch unsere vielfältigen Angebote