
CINTAKU DI SEPARUH USIA (Bab 1: Kehangatan yang Retak, #1) (eBook, ePUB)
PAYBACK Punkte
0 °P sammeln!
Bab 1: Kehangatan yang RetakMentari pagi menyapu perlahan jendela kamar Jericho, membangunkannya dengan cahaya hangat yang lembut. Di sisi tempat tidurnya, Maya masih terlelap dengan wajah damai. Jericho tersenyum kecil, menikmati pemandangan istrinya yang selalu memberikan ketenangan dalam hidupnya."Papa! Bangun! Ayo sarapan!" suara ceria Lila, putri bungsunya, menggema dari luar kamar.Jericho terkekeh pelan. "Sebentar, sayang. Papa bangun!" serunya.Dia menoleh ke arah Maya, mengelus lembut pipi istrinya. "Bangun, Sayang. Anak-anak kita sudah menunggu."Maya membuka matanya perlahan dan tersen...
Bab 1: Kehangatan yang Retak
Mentari pagi menyapu perlahan jendela kamar Jericho, membangunkannya dengan cahaya hangat yang lembut. Di sisi tempat tidurnya, Maya masih terlelap dengan wajah damai. Jericho tersenyum kecil, menikmati pemandangan istrinya yang selalu memberikan ketenangan dalam hidupnya.
"Papa! Bangun! Ayo sarapan!" suara ceria Lila, putri bungsunya, menggema dari luar kamar.
Jericho terkekeh pelan. "Sebentar, sayang. Papa bangun!" serunya.
Dia menoleh ke arah Maya, mengelus lembut pipi istrinya. "Bangun, Sayang. Anak-anak kita sudah menunggu."
Maya membuka matanya perlahan dan tersenyum lemah. "Pagi yang indah, bukan?" bisiknya.
"Lebih indah karena kamu ada di sini," jawab Jericho dengan suara lembut.
Kehidupan mereka adalah potret kebahagiaan sederhana. Jericho, seorang arsitek sukses, memiliki karier yang cemerlang dan keluarga yang penuh cinta. Bersama Maya dan dua putri mereka, Rania yang mulai beranjak remaja dan Lila yang masih polos dan ceria, hidup Jericho terasa lengkap.
Namun, tak ada kebahagiaan yang abadi.
Sore itu, ketika mereka sedang menikmati makan malam bersama, Maya tiba-tiba terbatuk hebat. Wajahnya pucat, dan Jericho segera menggenggam tangannya. "Kita ke dokter besok, ya?" pintanya dengan nada cemas.
Maya mengangguk lemah, tetapi senyumnya tetap berusaha menenangkan suaminya.
Hari berikutnya menjadi awal dari kabar buruk yang mengubah segalanya.
"Kanker stadium lanjut," kata dokter dengan suara pelan, seolah tak ingin kata-kata itu menghancurkan mereka.
Dunia Jericho seketika runtuh. Maya tetap tenang, seolah sudah menerima takdirnya. Tapi Jericho? Dia tak bisa membayangkan hidup tanpa istrinya.
"Aku ingin kamu kuat, Chi," kata Maya di malam itu. "Untuk Rania dan Lila. Untuk dirimu sendiri."
Tapi bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin dia bisa kuat ketika cinta dalam hidupnya perlahan diambil pergi?
Mentari pagi menyapu perlahan jendela kamar Jericho, membangunkannya dengan cahaya hangat yang lembut. Di sisi tempat tidurnya, Maya masih terlelap dengan wajah damai. Jericho tersenyum kecil, menikmati pemandangan istrinya yang selalu memberikan ketenangan dalam hidupnya.
"Papa! Bangun! Ayo sarapan!" suara ceria Lila, putri bungsunya, menggema dari luar kamar.
Jericho terkekeh pelan. "Sebentar, sayang. Papa bangun!" serunya.
Dia menoleh ke arah Maya, mengelus lembut pipi istrinya. "Bangun, Sayang. Anak-anak kita sudah menunggu."
Maya membuka matanya perlahan dan tersenyum lemah. "Pagi yang indah, bukan?" bisiknya.
"Lebih indah karena kamu ada di sini," jawab Jericho dengan suara lembut.
Kehidupan mereka adalah potret kebahagiaan sederhana. Jericho, seorang arsitek sukses, memiliki karier yang cemerlang dan keluarga yang penuh cinta. Bersama Maya dan dua putri mereka, Rania yang mulai beranjak remaja dan Lila yang masih polos dan ceria, hidup Jericho terasa lengkap.
Namun, tak ada kebahagiaan yang abadi.
Sore itu, ketika mereka sedang menikmati makan malam bersama, Maya tiba-tiba terbatuk hebat. Wajahnya pucat, dan Jericho segera menggenggam tangannya. "Kita ke dokter besok, ya?" pintanya dengan nada cemas.
Maya mengangguk lemah, tetapi senyumnya tetap berusaha menenangkan suaminya.
Hari berikutnya menjadi awal dari kabar buruk yang mengubah segalanya.
"Kanker stadium lanjut," kata dokter dengan suara pelan, seolah tak ingin kata-kata itu menghancurkan mereka.
Dunia Jericho seketika runtuh. Maya tetap tenang, seolah sudah menerima takdirnya. Tapi Jericho? Dia tak bisa membayangkan hidup tanpa istrinya.
"Aku ingin kamu kuat, Chi," kata Maya di malam itu. "Untuk Rania dan Lila. Untuk dirimu sendiri."
Tapi bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin dia bisa kuat ketika cinta dalam hidupnya perlahan diambil pergi?
Dieser Download kann aus rechtlichen Gründen nur mit Rechnungsadresse in A, B, CY, CZ, D, DK, EW, E, FIN, F, GR, H, IRL, I, LT, L, LR, M, NL, PL, P, R, S, SLO, SK ausgeliefert werden.