Efek gerak dari wayang kulit bayangan kelir merupakan bagian yang menentukan dari suatu pertunjukan hasil kreasi para dalang. Bahasan dari penelitian ini adalah wayang kulit purwa Yogyakarta dalam lakon Parta Krama yang merupakan salah satu lakon wayang kulit gaya pewayangan Yogyakarta, melalui bayangan lampu blencong pada kelir. Pendekatan dan analisis menggunakan bahasa rupa untuk mengetahui aspek bercerita pada gerak bayangan pagelaran tersebut. Fokus analisis gerak pada 'Pathet Nem', jejer I, adegan Kedhaton Dwarawati, yang menceritakan pertemuan raja Prabu Kresna, Samba, Prabu Baladewa, Setyaki, Patih Udawa dan Gathotkaca. Pada pertemuan ini Prabu Baladewa marah pada Gathotkaca dan berniat menghajarnya, tapi berhasil dicegah Prabu Kresna.Hasil analisisnya adalah, pergelaran wayang kulit purwa gaya Yogyakarta, pada aspek 'gerak' diperoleh pendataan 'gerak' untuk mendapatkan detail 'gerak'. Pada penelitian pergelaran bayangan wayang kulit purwa gaya Yogyakarta, dalam kajian bahasa rupa 'gerak' lakon 'Parta Krama', digunakan sequence ke-11 dan 70 gambar 'gerak' yang masing-masing gambar 'gerak' memiliki penggambaran cerita tersendiri.